Sabtu, 17 November 2012

Insomnia Malam Minggu

Dentang jam dinding sebelas kali
pukul sebelas ??
oh ya ! Tentu saja waktunya
Desir harumnya masih terasa
lembut dan segar . . .  itu dulu, kini tiada lagi
kisah yang terpenggal
Detik-detik berlalu, tak juga nampak
mata kian berat namun tak dapat terpejam
kesal membayangi, tak juga terlihat
satu-satu gaun di badan terlucuti
peraduan siap menanti
namun mata masih terbelalak
tak juga nampak lewat
penantian sebentar lagi berakhir
jendela hati pelan menutup rapat
mungkin dia telah lelap
tapi disisi jauh yang lain
mata masih terbuka . . .  resah, ragu jadi satu
bosankah seperti yang dulu ??
hampa ... waktu telah jauh berlari
tak ada lagi yang dinanti ... kisah kini
Dan mata, belum bisa terpejam karena absennya..

Senin, 05 November 2012

Isomnia Malam Minggu

Dentang jam dinding sebelas kali
pukul sebelas ?
oh ya ! tentu saja waktunya kembali
Desir harumnya masih terasa
Lembut dan segar ... itu dulu, kini tiada lagi
kisah yang terpenggal
Detik-detuk berlalu, tak juga nampak
mata kian berat namun tak dapat terpenjam
kesal membayangi, tak juga terlihat
satu-satu gaun dibadan terlucuti
peraduan siap menanti
namu mata masih terbelalak
tak juga nampak lewat
penantian sebentar lagi berakhir
jendela hati pelan menutup rapat
mungkin dia telah lelap
tapi di sisi jauh yang lain
mata masih terbuka ... resah, ragu jadi satu
bosankah seperti yang dulu ?
hampa ... waktu telah jauh berlari
tak ada lagi dinanti ... kisah kini
Dan mata, belum bisa terpejam karena absennya

Cerita Seorang Sahabat






Kini aku terkapar disini
bersamamu menghitung hari-hari
Telah kita lalui dengan mmpi-mimpi basi
Dan kita berusaha tuk menghangatkannya
sarungmu dan sarungku sama lusuhnya
hanya milikmu tak bertambal dipinggirnya
tubuhmu dan tubuhku sama kurus
hanya kau bukan lantaran kurang makan
semangatmu dan semangatku sama membara
Walau semangatku tinggal segenggam
sobatku ...
ijinkan kuteguk air putih ini
agar dibenakku kembali terbayang
wajah rupawan terpuja
yang saat ini tengah menempa masa depan
kini dia tiada lagi mengenaliku
karena aku terkapar disini
Dilantai berdebu beratap tiris
tapi biarlah ... itu memang garisku
garis hidup yang membuntuti aku
sejak dunia ini terjelma
Tak kutau, bagaimana rupa bahagia
Sobatku .. air putih ini tinggal seteguk
berarti perjalanan kita akan segera sampai
kau tentu saja kembali keistanamu
sedang aku ?
hanya di sini terus menghitung hari-hari



Sobat ... perjumpaan kita tak resmi
kau hadir disudut suci hati
namun kita bukanlah yang terpanggil
Dan kuyakini ...
kita hanyalah 2 orang yang pernah kenal
Setelah itu ... tak ada cerita lagi

Minggu, 04 November 2012

Sebutir Kasih buat Sepi

Kala camar kecil kembangkan Sayap
Kulukis seraut angan pada lembar meja
Terpancar dan berlarian ke arah barat
bawa rona lembut di helai putih tercetak
Sebuah bayang asing
kujalin dari tali kehidupan
kutebarkan bersama butir kasih
yang hanya ada satu
butirku terapung ... lembut dan rapuh
Diantara permainan ombak ganas
perlahan menepi ... kini sendiri
Semakin rapuh dan tertunduk ...
Terpekur pada mimpi yang baru lalu
Seraut wajah asing tergambar berulang kali
kucoba mengamati ...
bersama suara yang datang dari kejauhan
Tak juga ada yang tahu
dan bayang asing makin memenuhi ruang mataku
gemulai angan mempesona butir kasihku
butir rapuh dan berdebu
Seperti pasrahku yang selalu ada
kutunggu dambaku, tampak kian dekat
Ketika camar kecil kembali kepangkuan
Dengan mata bening menatap kocak
aku berbisik lembut padanya :
 " aku sayang kamu "